MY BLOG MY CREATIONS
Jumat, 10 Januari 2014
Rabu, 08 Januari 2014
Tentang Enterprise Resource Planning
Tentang Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning (ERP):
Mengintegrasikan Data, Meningkatkan KinerjaKetika perusahaan semakin tumbuh dan berkembang, kehadiran solusi aplikasi yang memungkinkan integrasi data dan informasi menjadi sebuah keharusan. Solusi aplikasi ERP dapat menjadi jawaban untuk menjawab kebutuhan tersebut.ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) merupakan solusi aplikasi yang mampu mengintegrasikan berbagai divisi atau unit di dalam perusahaan berdasarkan proses bisnis yang dikehendaki. Tujuan penerapan ERP di perusahaan adalah terciptanya optimalisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, misalnya dalam hal informasi, biaya, tenaga kerja, material, bahan baku, mesin-mesin produksi, produk jadi, dan lain sebagainya. Sedangkan proses bisnis yang dimaksud di sini, antara lain, proses pengadaan, penyimpanan, distribusi, pemasaran, penjualan, perencanaan, dan sebagainya.Dalam berbagai skala dan jenis industri, pengelolaan dan strategi yang baik terhadap penerapan solusi aplikasi ERP akan mendatangkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Implementasi ERP secara efektif akan membuat proses bisnis di dalam perusahaan menjadi lebih cepat, efisien, dan murah. Namun agar perusahaan mampu menerapkan ERP secara efektif, dituntut kemauan dan upaya sungguh-sungguh dari jajaran manajemen dan karyawan perusahaan dalam penerapannya – termasuk dalam menyiapkan sikap dan perubahan budaya kerja setelah implementasi ERP dilakukan. Implementasi Solusi ERPAplikasi ERP pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyebarannya ke berbagai entitas organisasi yang membutuhkannya. Ambil contoh implementasi solusi ERP untuk mengitegrasikan lini produksi, pemasaran dan akuntasi pada PT Sinar Sosro yang memproduksi minuman Teh Botol Sosro. Dari proses yang serba manual Sosro menerapkan sistem informasi perusahaan terpadu berbasis teknologi informasi ini. Hasilnya, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat karena ditunjang data – mulai dari data permintaan pasar, persediaan barang hingga produksi – yang mutakhir dan akurat. Kinerja produksi dan penjualannya terus melejit sementara biaya bisa ditekan.Tentu saja, di balik keberhasilan ini, ada kerja keras dan dukungan teknologi informasi untuk mendistribusikan produknya ke seluruh wilayah Nusantara secara berkesinambungan – agar para penggemar fanatiknya tak sampai kecewa karena kehabisan minuman kegemarannya ini. Untuk memperlancar proses distribusi produk minumannya, Sosro mempunyai sejumlah pabrik, kantor perwakilan wilayah, hingga unit penjualan. “Saat ini, Sosro memiliki delapan pabrik dan sembilan kantor perwakilan,” jelas Hugo Winanto, manajer TI PT Sinar Sosro. Pabrik Sosro tersebar di Medan, Jakarta, Pandeglang, beberapa kota di Jateng, Jatim, dan Kalimantan. Sementara pemasaran dan distribusi dilakukan melalui kantor penjualan, kantor perwakilan penjualan, hingga stockist (gudang penyimpanan) yang tersebar di banyak kota.Mengelola begitu banyak unit yang berbagai di berbagai lokasi terpisah jelas bukan hal mudah. Untuk itu Sosro sudah sejak lama memanfaatkan TI. Namun sistem TI yang digunakan perusahaan ini masih konvensional, berupa electronic data processing (EDP) yang masih dikelola di bawah bagian accounting. Perkembangan bisnis dan teknologi yang semakin cepat membuat manajemen Sosro sadar pentingnya layanan data dan informasi yang terintegrasi. Sejak itu, rencana untuk menggabungkan seluruh aktivitas EDP mulai dipikirkan dan dilakukan secara bertahap.Rencana pun dibuat dengan matang. Cetak biru implementasi TI, khususnya dalam pemanfaatan solusi ERP (Enterprise Resources Planning) di Sosro disiapkan sejak 1999 dan mulai diterapkan pada 2000. Targetnya, pada 2005 bagian produksi dan distribusi harus sudah on-line. Sistem ERP yang dibangun manajemen Sosro ini juga memungkinkan akses data dari kantor cabang Sosro di luar negeri. Setelah solusi ERP diterapkan, banyak perubahan mendasar yang terjadi di tingkatan operasi dan administrasi. “Dulu perlu waktu lama untuk sekadar mendapatkan data terbaru perusahaan, kini semua data bisa diperoleh dengan cepat,” ungkap Hugo. Proses konsolidasi antar pabrik dan antar unit distribusi pun bisa dijalankan secara efisien. “Kami bahkan mampu menargetkan sebelum tengah malam data dari seluruh unit produksi sudah masuk,” jelasnya. Dengan demikian manajemen di kantor pusat bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di setiap pabrik sepanjang hari itu. Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan saat menerapkan solusi ERP adalah kesiapan SDM dalam menjalankan berbagai prosedur baru yang selaras dengan tujuan pencapaian efisiensi di perusahaan. Namun, jika solusi ini diimplementasikan dengan tahapan-tahapan yang pasti, disosialisasikan dengan baik, dan didukung sepenuhnya oleh jajaran manajemen dan karyawan, maka solusi ini mampu mengintegrasikan proses bisnis secara efektif dan efisien, sehingga kinerja perusahaan pun akan meningkat.
Sumber: http://www3.lintasarta.net
Mengintegrasikan Data, Meningkatkan KinerjaKetika perusahaan semakin tumbuh dan berkembang, kehadiran solusi aplikasi yang memungkinkan integrasi data dan informasi menjadi sebuah keharusan. Solusi aplikasi ERP dapat menjadi jawaban untuk menjawab kebutuhan tersebut.ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) merupakan solusi aplikasi yang mampu mengintegrasikan berbagai divisi atau unit di dalam perusahaan berdasarkan proses bisnis yang dikehendaki. Tujuan penerapan ERP di perusahaan adalah terciptanya optimalisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, misalnya dalam hal informasi, biaya, tenaga kerja, material, bahan baku, mesin-mesin produksi, produk jadi, dan lain sebagainya. Sedangkan proses bisnis yang dimaksud di sini, antara lain, proses pengadaan, penyimpanan, distribusi, pemasaran, penjualan, perencanaan, dan sebagainya.Dalam berbagai skala dan jenis industri, pengelolaan dan strategi yang baik terhadap penerapan solusi aplikasi ERP akan mendatangkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Implementasi ERP secara efektif akan membuat proses bisnis di dalam perusahaan menjadi lebih cepat, efisien, dan murah. Namun agar perusahaan mampu menerapkan ERP secara efektif, dituntut kemauan dan upaya sungguh-sungguh dari jajaran manajemen dan karyawan perusahaan dalam penerapannya – termasuk dalam menyiapkan sikap dan perubahan budaya kerja setelah implementasi ERP dilakukan. Implementasi Solusi ERPAplikasi ERP pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan mekanisme penciptaan informasi dan penyebarannya ke berbagai entitas organisasi yang membutuhkannya. Ambil contoh implementasi solusi ERP untuk mengitegrasikan lini produksi, pemasaran dan akuntasi pada PT Sinar Sosro yang memproduksi minuman Teh Botol Sosro. Dari proses yang serba manual Sosro menerapkan sistem informasi perusahaan terpadu berbasis teknologi informasi ini. Hasilnya, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat karena ditunjang data – mulai dari data permintaan pasar, persediaan barang hingga produksi – yang mutakhir dan akurat. Kinerja produksi dan penjualannya terus melejit sementara biaya bisa ditekan.Tentu saja, di balik keberhasilan ini, ada kerja keras dan dukungan teknologi informasi untuk mendistribusikan produknya ke seluruh wilayah Nusantara secara berkesinambungan – agar para penggemar fanatiknya tak sampai kecewa karena kehabisan minuman kegemarannya ini. Untuk memperlancar proses distribusi produk minumannya, Sosro mempunyai sejumlah pabrik, kantor perwakilan wilayah, hingga unit penjualan. “Saat ini, Sosro memiliki delapan pabrik dan sembilan kantor perwakilan,” jelas Hugo Winanto, manajer TI PT Sinar Sosro. Pabrik Sosro tersebar di Medan, Jakarta, Pandeglang, beberapa kota di Jateng, Jatim, dan Kalimantan. Sementara pemasaran dan distribusi dilakukan melalui kantor penjualan, kantor perwakilan penjualan, hingga stockist (gudang penyimpanan) yang tersebar di banyak kota.Mengelola begitu banyak unit yang berbagai di berbagai lokasi terpisah jelas bukan hal mudah. Untuk itu Sosro sudah sejak lama memanfaatkan TI. Namun sistem TI yang digunakan perusahaan ini masih konvensional, berupa electronic data processing (EDP) yang masih dikelola di bawah bagian accounting. Perkembangan bisnis dan teknologi yang semakin cepat membuat manajemen Sosro sadar pentingnya layanan data dan informasi yang terintegrasi. Sejak itu, rencana untuk menggabungkan seluruh aktivitas EDP mulai dipikirkan dan dilakukan secara bertahap.Rencana pun dibuat dengan matang. Cetak biru implementasi TI, khususnya dalam pemanfaatan solusi ERP (Enterprise Resources Planning) di Sosro disiapkan sejak 1999 dan mulai diterapkan pada 2000. Targetnya, pada 2005 bagian produksi dan distribusi harus sudah on-line. Sistem ERP yang dibangun manajemen Sosro ini juga memungkinkan akses data dari kantor cabang Sosro di luar negeri. Setelah solusi ERP diterapkan, banyak perubahan mendasar yang terjadi di tingkatan operasi dan administrasi. “Dulu perlu waktu lama untuk sekadar mendapatkan data terbaru perusahaan, kini semua data bisa diperoleh dengan cepat,” ungkap Hugo. Proses konsolidasi antar pabrik dan antar unit distribusi pun bisa dijalankan secara efisien. “Kami bahkan mampu menargetkan sebelum tengah malam data dari seluruh unit produksi sudah masuk,” jelasnya. Dengan demikian manajemen di kantor pusat bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di setiap pabrik sepanjang hari itu. Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan saat menerapkan solusi ERP adalah kesiapan SDM dalam menjalankan berbagai prosedur baru yang selaras dengan tujuan pencapaian efisiensi di perusahaan. Namun, jika solusi ini diimplementasikan dengan tahapan-tahapan yang pasti, disosialisasikan dengan baik, dan didukung sepenuhnya oleh jajaran manajemen dan karyawan, maka solusi ini mampu mengintegrasikan proses bisnis secara efektif dan efisien, sehingga kinerja perusahaan pun akan meningkat.
Sumber: http://www3.lintasarta.net
Penerapan Sistem Informasi pada Perusahan Asuransi
Penerapan Sistem Informasi
pada Perusahan Asuransi
Penerapan Sistem Informasi pada
Perusahan Asuransi
Sistem informasi adalah kombinasi dari
teknologi informasi dan aktivas orang yang menggunakan teknologi itu untuk
mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmatik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada pengguna organisasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan
teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi adalah bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan
diproses sebagai bentuk dari memori sosial.
Asuransi adalah istilah yang digunakan
untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial
(atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat
diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit.
Secara umum, peningkatan penggunaan
sistem informasi berbasis komputer pada industri asuransi dalam beberapa dekade
terakhir ini, di pengaruhi oleh :
- Peningkatan kemampuan komplementas tugas manajemen.
- Peningkatan kemampuan karyawan di semua tingkatan dalam menggunakan komputer,.
- Perkembangan teknologi
Penunjang sistem informasi pada
industri asuransi terbagi dalam empat kategori utama, yaitu /;
-
Kegiatan pemrosesan (core processing)
Meliputi seluruh kegiatan administrasi
dan dokumentasi polis serta pemberian pelayananterhadap para pemegang polis.
-
Distribusion (distribution)
Meliputi pemberian jasa dan pelayanan
terhadap para agen asuransi, seperti pembuatan ilustrasi paket asuransi yang
akan di tawarkan, penentuan kuota tariff premi, dan pembatasan rating aplikasi
asuransi.
-
Dokumentasi (Document Management)
Meliputi seluruh kegiatan administrasi
dan dokumentasi, seperti dokumentasi kegiatan investasi, pelaporan, surat
menyurat, serta pembuatan sertifikat yang dilakukan oleh perusahaan.
-
Infastruktur (Infrastructure).
meliputi seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan pelayanan organisani dalam pengambilan keputusan bisnis,
seperti esterprise resource planning (ERP), business rules angines (BRE), dan
data warehousing/business intelligence (DW/BI).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
tingkat teknologi komputer beberapa perusahaan asuransi di Indonesia (2.1%) masih
berbasis personal computer stand alone (PC Stand Alone). Kondisi ini terkait
dengan tingginya nilai investasi yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
membangun sistem informasi berbasis jaringan atau mini komputer. Hasil lain
yang berhubungan dengan tingkat teknologi sistem informasi pada industri
asuransi adalah, 18.2% perusahaan asuransi sudah menggunakan tingkat teknologi
yang berbasis web dan terintegrasi dengan sistem aplikasi internal perusahaan,
serta dilengkapi berbagai fasilitas multimedia. Karakteristik perusahaan
asuransi yang sudah berbasis web dalam berbagai kegiatan operasionalnya, secara
umum didominasi oleh perusahaan asuransi patungan (joint venture).
Perangkat lunak (software)
sistem informasi yang digunakan perusahaan asuransi di Indonesia secara umum
meliputi actuarial system, agency management, claim administration, healt
administration, illustration, life administration, plicy administration,
premium administration, rating & quoting, reinsurance administration,
subrogation, dan underwriting.
-
nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/2009/01/29/penerapan-ti-dalam-industri-asuransi-di-indonesia/
Senin, 06 Januari 2014
Kompensasi Manajemen
Setiap organisasi
memiliki cita-cita. Suatu peranan penting dari system pengendalian manajemen
adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai cita-cita
tersebut. Ada
banyak contoh mengenai system kompensasi yang tidak menghargai perilaku yang
mengarah pada cita-cita organisasi atau menghargai perilaku yang berlawanan
dengan cita-cita tersebut.
Pada makalah ini,
akan dibahas mengenai penemuan penelitian mengenai intensif organisasional,
kemudian sifat dari rencana kompensasi insentif dan membedakan antara rencana
jangka pendek dengan rencana jangka panjang, kompensasi untuk manajer
individual untuk diputuskan baik di tingkat korporat maupun tingkat unit bisnis.
Serta teori agensi (agency theory)-suatu
pendekatan untuk memutuskan jenis rencana kompensasi insentif terbaik.
Mengingat pentingnya Sistem Pengendalian Manajemen dalam
sebuah perusahaan maka penulis mengangkat judul “Kompensasi Manajemen” sebagai
bahasan dalam makalah ini.
Berdasarkan
latar belakang masalah dari uraian di atas maka rumusan masalah yang penulis
ajukan adalah :
1. Apa
saja penemuan penelitian atas insentif organisasional?
2. Apa
saja karakteristik dari rencana kompensasi insentif?
3.
Apa saja
insentif untuk pejabat korporat?
4.
Apa saja
insentif untuk manajer unit bisnis?
5.
Apakah teori
agensi itu?
Sesuai dengan pokok masalah di
atas, penulisan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui penemuan penelitian mengenai insentif
organisasional.
2.
Untuk mengetahui karakteristik dari rencana kompensasi
intensif.
3.
Untuk memahami insentif untuk pejabat korporat.
4.
Untuk memahami insentif untuk manajer unit bisnis.
5.
Untuk mengetahui apa itu teori
agensi.
Mengingat ruang lingkup
Sistem Pengendalian Manajemen sangat luas, maka penulis memerlukan pembatasan
untuk membahas masalah yang dihadapi. Dalam hal ini penulis membatasi hanya
pada masalah “Kompensasi Manajemen”.
BAB I Pendahuluan meliputi
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan Makalah, Ruang Lingkup Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
BAB II merupakan analisis
data yang berupa pembahasan tentang kompensasi manajemen.
BAB III Penutup yang berisi
Simpulan dan Saran.
Kunci untuk memotivasi
orang untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga memajukan cita-cita suatu
organisasi terletak pada cara denagan mana insentif organisasi
berhubungan dengan cita-ciata individual. Orang dipengaruhi baik oleh insentif
yang positif maupun yang negative. Suatu insentif yang positif, atau
“penghargaan”, adalah suatu hasil meningkatkan kepuasan dari kebutuhan
individual. Sebaliknya, insentif yang negative, atau “hukuman”, adalah suatu
hasil yang mempengaruhi kepuasan dari kebutuhan tersebut.
Insentif pengahargaan adalah suatu rangsangan untuk memenuhi
kebutuhan seseorang yang tidak mungkin diperolehnya jika tidak bergabung dengan
organisasi tersebut. Organisasi memberikan penghargaan pada partisipan yang
berkinerja sesuai dengan cara-cara yang telah disetujui bersama. Penelitian
atas insentif cenderung mendukung hal-hal berikut ini:
1.
Individu-individu
cenderung untuk lebih termotivasi oleh penghargaan pendapatan potensial
daripada oleh rasa takut akan hukuman, yang menyarankan agar system
pengendalian manajemen sebaiknya berorientasi pada penghargaan.
2.
Penghargaan pribadi
bersifat relative atau situasional.
3.
Jika manajemen senior
memberikan tanda-tanda melalui tindakannya bahwa mereka menganggap sistem
pengendalian manajemen adalah penting, maka manajer operasi juga akan
menganggapnya penting.
4.
Individu-individu sangat
termotivasi ketika memperoleh laporan, atau umpan balik, mengenai kinerja
mereka.
5.
Insentif menjadi kurang
efektif ketika periode antara tindakan dan umpan balik atas tindakan tersebut
semakin panjang.
6.
Motivasi adalah paling
lemah ketika orang tersebut merasa yakin bahwa suatu insentif tidak dapat
dicapai atau terlalu mudah untuk dicapai.
7.
Insentif yang disediakan
oleh suatu anggaran atau pernyataan tujuan lainnya adalah paling kuat ketika
manajer bekerja sama dengan atasannya untuk memperoleh angka-angka anggaran.
Paket kompensasi total dari seorang manajer terdiri dari
tiga komponen: (1) gaji, (2) tunjangan (terutama tunjangan pensiun dan kesehatan, tetapi juga berbagai jenis lainnya), dan (3)
kompensasi insentif. Manajer umumnya menerima kompensasi lebih tinggi di
perusahaan yang besar dibandingkan di perusahaan yang kecil, dan perusahaan di
industri yang sama cenderung untuk bersaing satu sama lain dalam hal kmpensasi.
Jika tidak demikian halnya, maka beberapa generalisasi lainnya dapat dibuat
oleh mengenai tingkat kompensasi manajemen. Tiga komponen tersebut saling
bergantung satu sama lain, tetapi yang ketiga secara khusus berkaitan dengan
fungsi pengendalian manajemen.
Rencana kompensasi insentif
dapat dibagi menjadi rencana jangka pendek dan rencan jangka panjang. Rencana
insentif jangka pendek didasarkan pada kinerja dalam tahun berjalan. Rencana
jangka panjang mengaitkan kompensasi ke pencapaian jangka panjang dan dikaitkan
dengan harga dari saham suatu perusahaan. Seorang manajer dapat memperoleh
bonus dalam dua rencana tersebut. Bonus dalam rencana jangka pendek biasanya
dibayarkan secara tunai, dan bonus dalam rencana jangka panjang biasanya berupa
suatu opsi untuk membeli saham perusahaan.
Rencana Insentif Jangka Pendek
Total Kantong Bonus
Jumlah total dari bonus
yang dapat dibayarkan ke sekelompok karyawan yang memiliki kualifikasi dalam
suatu tahun tertentu disebut dengan ”kantong bonus”. Dalam suatu rencana
insentif jangka pendek, pemegang saham memberikan suata atas rumus yang akan
digunakan untuk menghitung jumlah tersebut. Rumus ini berkaitan dengan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan di tahun berjalan. Dalam
memutuskan besarnya kantong, masalah yang penting adalah untuk memastikan bahwa
kompensasi total yang dibayarkan kepada para eksekutif adalah kompetitif.
Ada beberapa cara untuk
untuk menetapkan kantong bonus. Metode paling sederhana adalah untuk menetapkan
bonus yang setara dengan persentase tertentu dari laba. Misalnya, jika laba
sebesar $50 juta mencerminkan tahun yang rata-rata menguntungkan, dan jika dana
bonus sebesar $1juta diperlukan untuk membuat paket kompensasi eksekutif
menjadi kompetitif, maka rumus bonus tersebut dapat ditetapkan sebesar 2 persen
dari laba bersih dalam bentuk bonus.
Banyak perusahaan tidak
suka menggunakan metode ini karena berarti membayarkan bonus meski
profitabilitas perusahaan rendah. Terlebih gagal untuk mencerminkan tambahan
investasi, dengan demikian, laba serta bonus dapat meningkat hanya karena
adanya investasi baru, meski kinerja perusahaan statis atau menurun.
Salah satu metode untuk
mendasarkan bonus pada suatu persentase dari laba per saham setelah tingkat
laba per saham yang telah ditentukan sebelumnya telah dicapai. Menggunakan
contoh sebelumnya, asumsikan situasi berikut ini:
1.
Estimasi
tingkat profitabilitas yang memuaskan: $50juta.
2.
Jumlah
bonus yang diinginkan pada tingkat profitabilitas diatas: $1juta.
3.
Jumlah
saham beredar: $10juta.
4.
Laba per
saham minimum sebelum pembayaran bonus: $2,50.
5.
Rumus
bonus: 4 persen laba setelah dikurangi $2,50 per saham
Peningkatan
dalam laba ditahan:
=$50.000.000 - $500.000(bonus setelah pajak)-$30.000.000(deviden)
=$19.500.000
Peningkatan
yang diharuskan dalam laba per saham sebelum bonus:
Total =
$19.500.000*0,06
= $1.170.000
Per saham = $1.170.000:10.000.000
= $0,117
Laba per saham minimum disesuaikan:
= $2,50+$0,12
= $2,62
Normalnya, tidak ada
pengurangan dalam laba per saham yang diharuskan dilakukan ketika perusahaan
mengalami kerugian, tetapi laba yang diharuskan tidak akan dinaikkan sampai
laba ditahan melampaui tingkat sebelum kerugian.
Saham Fantom
Suatu rencana saham
fantom memberikan kepada manajer sejumlah saham untuk tujuan pembukuan saja. Di
akhir periode (katakanlah lima tahun) eksekutif tersebut berhak untuk menerima
suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi di nilai pasar dari saham
tersebut sejak tanggal penghargaan. Penghargaan dapat berbentuk uang tunai,
lembar saham, atau keduanya. Tidak seperti opsi saham, suatu rencana saham
fantom tidak memiliki biaya transaksi. Beberapa rencana opsi saham mengharuskan
manajer untuk menyimpan saham tersebut selama periode waktu tertentu setelah
dibeli. Ini melibatkan suatu resiko penurunan dalam harga pasar serta biaya
bunga yang terkait dengan penyimpanan saham. Resiko dan biaya-biaya ini tidak
ada dalam rencana saham fantom.
Hak Apresiasi Saham
Suatu hak apresiasi
saham adalah sautu hak untuk menerima pembayaran uang tunai berdasarkan
peningkatan dalam nilai saham dari saat pemberian penghargaan sampai suatu
tanggal tertentu di masa depan. Hak apresiasi saham dan saham fantom adalah
jenis bonus tunai ditunda di mana jumlah bonus merupakan suatu fungsi dari
harga pasar dari saham perusahaan. Kedua rencana tersebut memiliki keunggulan
dari opsi saham. Dibandingkan dengan bonus tunai yang dibayarkan pada saat ini,
keduanya melibatkan ketidakpastian-dalam kedua arah-mengenai jumlah akhir yang
dibayarkan.
Saham Kinerja
Suatu rencana saham
kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke seorang manajer ketika cita-cita
jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Cita-citanya adalah untuk mencapai
persentase pertumbuhan tertentu dalam laba per saham selama periode tiga sampai
lima tahun. Oleh karena itu, rencana ini tidak dipengaruhi oleh harga saham.
Keunggulannya adalah bahwa eksekutif dapat mengendalikan, paling tidak
sebagian. Selain itu, penghargaan tidak bergantung pada peningkatan dalam harga
sama, meski peningkatan dalam laba kemungkinan besar akan menyebabkan
terjadinya peningkatan dalam harga saham.
Unit Kinerja
Dalam suatu rencana
unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketika target jangka panjang
tertentu telah tercapai.rencana ini menggabungkan aspek-aspek dari hak
apresiasi saham dan saham kinerja. Target jangka panjang harus ditetapkan
secara hati-hati agar rencana ini dapat berhasil.
Setiap pejabat korporat, kecuali CEO, bertanggungjawab
sebagian atas kinerja keseluruhan perusahaan. Para pejabat korporat dimotivasi oleh, dan berhak untuk
menerima, suatu bonus untuk kinerja yang baik. Tetapi, sebagian kinerja yang
dihasilkan oleh masing-masing dari mereka tidak dapat diukur.
Kompensasi CEO
Biasanya
didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisaris setelah CEO tersebut
mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya.sikap umum CEO
terhadap presentasi yang sesuai untuk kompensasi insentif di suatu tahun
sangatlah jelas dari presentasi ini. Kondisi umu komite hanya menerapkan
persentasi yang sama untuk kompensasi CEO tersebut. Tetapi, komite ini
memberikan tanda-tanda akan penilaian yang berbeda untuk kinerja CEO dengan
memutuskan persentasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Ini mungkin
pernyataan lainnya dari dewan komisaris, merupakan suatu tanda penting mengenai
bagaimana dewan komisaris menilai kinerja CEO tersebut. Penilaian itu sebaiknya
disertai dengan penjelasan yang jujur mengenai alasan dari keputusan tersebut.
Beraneka ragam opsi ada dalam mengembangkan suatu paket
kompensasi insentif bagi manajer unit bisnis.
1. Jenis
Insentif
1)
Penghargaan
Keuangan
a)
Kenaikan
gaji
b)
Bonus
c)
Manfaat
d)
Fasilitas
2)
Penghargaan
Psikologi dan Sosial
a)
Kemungkinan
Promosi
b)
Peningkatan
tanggungjawab
c)
Peningkatan
otonomi
d)
Kondisi
geografis yang baik
e)
Pengakuan
2.
Ukuran
Bonus Relatif terhadap Gaji
1)
Bonus atas
2)
Bonus
bawah
3.
Bonus
Didasarkan pada
1)
Laba unit
bisnis
2)
Laba
perusahaan
3)
Gabungan
keduanya
4.
Kriteria
Kinerja
1)
Kriteria
keuangan
a)
Margin
kontribusi
b)
Laba unit
bisnis langsung
c)
Laba unit
bisnis yang dapat dikendalikan
d)
Laba
sebelum pajak
e)
Laba
bersih
f)
Tingkat
pengembalian atas investasi
g)
Nilai
tambah ekonomi (EVA)
2)
Peride
waktu
a)
Kinerja
keuangan tahunan
b)
Kinerja
keuangan multitahun
3)
Kriteria
nonkeuangan
a)
Pertumbuhan
penjualan
b)
Pangsa
pasar
c)
Kepuasan
pelanggan
d)
Kualitas
e)
Pengembangan
produk baru
f)
Pengembangan
karyawan
g)
Tanggungjawab
publik
4)
Bobot
relatif yang diberikan ke kriteria keuangan dan nonkeuangan
5)
Tolok ukur
untuk perbandingan
a)
Anggaran
laba
b)
Kinerja
masa lalu
c)
Kinerja
pesaing
5.
Pendekatan
Penentuan Bonus
1)
Berdasarkan
rumus
2)
Subjektif
3)
Gabungan
keduanya
6.
Bentuk
Pembayaran Bonus
1)
Tunai
2)
Saham
3)
Opsi Saham
4)
Saham
fantom
5)
Saham
kinerja
Teori agensi
mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi
individu-individu untuk mencapai kesejahteraan tujuan. Teori ini menggambarkan
faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang kontrak
insentif. Suatu kontrak insentif, sebagaimana yang digunakan dalam teori
agensi, adalah sama dengan pengaturan kompensasi insentif. Teori agnesi
berusaha untuk menyatakan hubungan-hubungan ini dalam model matematis.
Konsep
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak
(principal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan,
dalammelakukan hal itu mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada
agen tersebut.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah
bahwa principal dan agen memiliki preferensi ata tujuan yang berbeda. Kontrak
insentif akan mengurangi perbedaan preferensi.
Perbedaan Tujuan antara
Prinsipal dan Agen
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak untuk kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang
terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luanh yang banyak, kondidi
kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel. Misalnya,
beberapa agen memilih waktu luang dibandingkan kerja atau usaha keras. Usaha
manajer meningkatkan menilai dari perusahaan, sementara waktu luang atau usaha
disebut dengan keenganan kerja. Dan
sengaja tidak melakukan pekerjaan disebut kelalaian.
Principal (yaitu pemegang saham), di pihak lain,
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari
investasi mereka di perusahaan tersebut.
Agen dan principal berbeda dalam hal preferensi resiko. Teori agensi
mengasumsikan bahwa manajer memilih lebih banyak daripada sedikit kekayaan,
tetapi bahwa utilitas marginal, atau kepuasan, menurun dengan semakin banyaknya
kekayaan yang diakumulasikan. Agen bisasnya memiliki sebagian besar dari
kekayaan mereka terikat dengan kekayaan perusahaan. Kekayaan terdiri dari
keuangan mereka maupun modal manusia mereka. Modal manusia-nilai manajer
sebagaimana dipandang oleh pasar-dipengaruhi oleh kinera perusahaan.karena
semakin menurunnya utilitas atas kekayaan dan besarnya jumlah modal agen yang
bergantung pada perusahaan, agen diasumsikan akan bersifat enggan menghadapi resiko (risk avers): Mereka menilai peningkatan
dari investasi beresiko lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan nilai (nilai
akturial) dari investasi tersebut.
Di pihak lain, saham perusahaan dipegang oleh
banyak pemilik, yang mengurangi resiko mereka dengan mendiversikan kekayaan
mereka dan memiliki saham dibanyak perusahaan. Oleh karena itu, pemilik
tertarik dengan perkiraan nilai dari investasi mereka dan bersifat netral terhadap resiko (risk natural).
Manajer tidak semudah itu mendiversikan resiko ini, yang menyebabkan mengapa
mereka enggan menghadapi resiko.
Tidak Dapat Diamatinya
Tindakan Agen
perbedaan preferensi yang terkait dengan
kompensasi dan tambahan timbul manakala principal tidak dapat dengan mudah
memantau tindakan agen. Pemegang saham tidak berada dalam posisi untuk
memamntau aktivitas CEO setiap harinya untuk memastikan bahwa ia bekerja untuk
kepentingan mereka. Secara serupa, CEO tidak berada dalam posisi untuk memantau
aktivitas manajer unit bisnis setiap harinya.
Karena prisnsipal tidak memiliki informasi yang
mencukupi mengenai kinerja agen, prisipal tidak pernah dapat merasa pasti
bagaiman usaha agen memberikan kontribusi pada hasil actual perusahaan. Situasi
ini disebut sebagai asimetri informasi.
Asimetri dapat mengambil berbagai bentuk. Tanpau memantau, hanya agen yang
mengetahui apaka ia bekerja untuk kepentingan principal. Lebih lanjut lagi,
agen tersebut mungkin tahu lebih banyak mengenai tugas tersebut dibandingkan
dengan prisnsipal. Tambahan informasi yang mungkin dimiliki oleh agen disebut
dengan informasi pribadi.
Perbedaan antara
principal dan agen, dan informasi pribadi agen, dapat menyebabkan agen tersebut
salah menyajikan nformasi kepada principal. Salah penyajian ini adalah
sedemikan rupa sifatnya sehingga istilah bahaya
moral telah diberikanatas situasi dimana seorang agen yang dikendalikan
termotivasi untuk salah menyajikan informasi karena sifat system pengendalian.
Mekanisme Pengendalian
Ada dua cara untuk
menangani masalah-masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi:
pemantauan dan insentif.
1.
Pemantauan
Principal dapat merancang system pengendalian yang
memantau tindakan agen, menghalangi tindakan yang meningkatkan kekayaan agen
dengan mengorbankan kepentingan principal. Contohnya adalah laporan keuangan
diaudit. Laporan kuangan dihasilkan mengenai kinerja perusahaan, diaudit oleh
pihak ketiga, dan kemudian dikirimkan kepada pemilik.
Teori agensi mencoba menjelaskan mengapa hubungan
agensi yang berbeda melibatkan tingkat pemantauan yang berbeda. Misalnya,
pemantauan adalah lebih efektif jika tugas agen tersebut teridentifikasi dengan
baik atau mudah dipantau, sehingga kontrak insentif menjadi lebih menarik
sebagai alat pengendalian. Pemantauan dan insentif bukanlah merupakan
alternative yang berdiri sendiri-sendiri. Di kebanyakan perusahaan, CEO
memiliki kontrak insentif beserta laporan keuangan diaudit yang bertindak
sebagai alat pemantauan.
2.
Kontrak
Insentif
Principal mencba untuk membatasi perbedaan
preferensi dengan menetapkan kontrak insentif yang sesuai. Semakin besar
penghargaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin banyak insentif yang
ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran. Oleh karena itu, principal
sebaiknya mendefinisikan ukuran kinerja sedemikian rupa sehingga hal tersebut
memajukan kepentingannya. Kemampuan untuk mencapai hal ini disebut keselarasan tujuan. Ketika kontrak yang
diberikan memotivasi agen untuk bekerja bagi kepentingan perusahaan, maka
kontrak tersebut dianggap selaras dengan tujuan.
Principal mengahadapi tantangan untuk
mengidentifikasikan sinyal yang berkorelasi baik dengan usaha agen maupun nlai
perusahaan. Usaha agen, bersama-sama
dengan factor luar (misalnya, perekonomian secara umum, bencana alam),
menentukan kinerja. Semakin dekat ukuran hasil mencerminkan usaha manjer,
semakin berharga ukuran tersebut dalam kontrak insentif. Jika ukuran kinerja
tidak berkorelasi secara dekat dengan usaha agen tersebut, maka hanya ada
sedikit insentif bagi agen itu untuk meningkatkan usahanya.
Tidak ada yang memastikan insentif dapat
memastikan keselarasan tujuan secara penuh. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam preferensi
resiko antara kedua belah pihak, asimetri informasi, dan biaya pemantauan.
Perbedaan ini menimbulkan tambahan biaya. Bahkan penyelerasan system insentif
yang efektif masih menimbulkan perbedaan preferensi, hal ini disebut dengan kerugian residual. Tambahan biaya
kompensasi insentif, biaya pemantauan, dan kerugian residual secara umum
disebut dengan biaya agensi.
Kompensasi CEO dan Rencana
Kepemilikan Saham
Suatu perusahaan yang membayarkan suatu bonus
kepada CEO-nya dalam bentuk opsi saham merupakan suatu contoh dari biaya agensi
yang ada dalam kompensasi insentif. Salah satu biayanya adalah perbedaan
preferensi resiko antara pemilik dan CEO. Masalah yang kedua dengan rencana
bonus adalah kepemilikan saham adalah kurangnya hubungan sebab akibat yang
langsung antara usaha agen dan perubahan dalam harga saham. Harga saham
dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar kendali agen tersebut (misalnya, konsisi
perekonomian secara umum, intervensi pemerintah). Jika faktor-faktor ini
menyebabkan harga saham naik, maka agen tersbut menerima kenaikan gaji atas
beban pemilik tanpa tambahan usaha. Di pihak lain, harga saham dapat turun meskipun jika agen tersebut bekerja
keras.
Meski ada dua masalah ini, kontrak insentif
kepemilikan saham lebih disukai dibandingkan dengan kontrak yang tida memiliki
fitur insentif. Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, gaji yang tetap
diasosiasikan dengan biaya agensi yang lebih besar.
Manajer Unit Bisnis dan
Insentif Berdasarkan Akuntansi
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan
harga saham jauh lebih dibandingkan dengan hubungan antara usaha CEO dan harga
saham. Adalah sulit untuk mengisolasi kontribusi yang diberikan oleh unit
bisnis individual terhadap peningkatan dalam harga saham perusahaan. Karena
alasan ini, suatu perusahaan mungkin berdasarkan bonus manajer unit bisnis
berdasarkan laba bersih unit bisnis tersebut. Tetapi, kontrak insentif ini
masih memiliki biaya agensi yang serupa dengan yang dibahas dalam rencana
kepemilikan saham CEO. Contohnya penjualan aktiva tetap yang memiliki nilai
pasar melebihi nilai buku. Sementara kontrak yang yang didasarkan pada laba
bersih unit bisnis mungkin memiliki biaya agensi yang lebih rendah dibandingkan
dengan gaji tetap, biaya ini tidak menjadi nol.
Berdasarkan pembahasan pada bab II maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal, sebagai berikut :
1. Suatu
insentif yang positif, atau “penghargaan”, adalah suatu hasil meningkatkan
kepuasan dari kebutuhan individual. Sebaliknya, insentif yang negative, atau
“hukuman”, adalah suatu hasil yang mempengaruhi kepuasan dari kebutuhan
tersebut.
2. Paket kompensasi total dari seorang manajer terdiri dari
tiga komponen: (1) gaji, (2) tunjangan (terutama tunjangan pensiun dan
kesehatan, tetapi juga berbagai jenis lainnya), dan (3) kompensasi insentif.
3. Setiap pejabat
korporat, kecuali CEO, bertanggungjawab sebagian atas kinerja keseluruhan
perusahaan. Para pejabat korporat dimotivasi oleh, dan berhak untuk menerima,
suatu bonus untuk kinerja yang baik. Tetapi, sebagian kinerja yang dihasilkan
oleh masing-masing dari mereka tidak dapat diukur.
4. Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan
insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai
kesejahteraan tujuan.
Robert and AntonyVijay Govindarajan.2005.Management Control System.Jakarta:Salemba
Empat
http://blogharalazmi.blogspot.com/2012/06/makalah-kompensasi.html
Langganan:
Postingan (Atom)